Minggu, 05 September 2010

manipulator, pelacur dan kisah malam ke 28 Ramadhan

niccolo machiavelli: "seorang manipulator hebat adalah seseorang yang meyakini kebohongannya adalah kebenaran"

-MANIPULATOR-
cerita ini bermula dari seorang gadis belia bernama (sebut saja) : kasih, berumur 20-an tahun, berambut panjang, berkulit kuning langsat, dan mempunyai pemikiran yang luas dan cerdas. berkat hobbinya yang suka membaca dia sering mempunyai pemikiran yang aneh dan di atas pemikiran remaja seusianya, sampai dia selalu memanipulasi otaknya terhadap segala sesuatu yang dia pikir itu benar. sampai suatu saat dia tak lagi bisa membedakan mana kenyataan dan mana hanya ilusinya saja.

kasih telah 1 tahun ini mempunyai kekasih yang sangat ia sayangi meskipun hubungan keduanya selalu saja ada hambatan dan rintangan, baik dari orang tua kasih yang primordialisme sampai orang tua Budi (kekasih-nya) yang tidak setuju terhadap hubungan cinta antara kasih dan Budi.

Namun kasih selalu memanipulasi otaknya hingga perlahan dia dapat memanipulasi keadaan sesuai dengan kehendaknya, perlahan kondisi orang tuanya yang primordialisme sudah dapat di atasi oleh kasih dan kini orang tuanya pun tidak lagi mempermasalahkan status dari mana asal pemuda kekasih hatinya berasal.

Namun cobaan mulai menerpa kasih dan kisah nya dengan Budi, kini penolakan datang dari keluarga budi. tak tanggung-tanggung ibunya budi yang tak pernah bertemu maupun mengenal kasih menelpon kasih dan tega menyebutnya sebagai wanita pengganggu anaknya, beliau meminta kasih meninggalkan anaknya.

kasih sedih sekali dan berbicara kepada budi kekasihnya, lantas mereka membuat perjanjian yang membawa kasih pada sebuah labirin manipulasi.

kasih tau betapa susahnya perjalanan cinta nya dengan budi tapi dia tidak putus asa bermodal sebuah janji yang telah mereka buat kasih pun memanipulasi otaknya bahwa semuanya baik-baik saja padahal kenyataan yang terjadi adalah semua bertambah buruk dan orang tua budi pun makin membenci kasih sampai akhirnya ayah budi pun membuka kamar asrama budi dan mendapatkan kasih di dalamnya.
***

seorang bijak pernah berkata: " kita adalah pensil kecil tuhan ketika dia menulis surat cinta kepada dunia"

-PELACUR-

sebutan yang menistakan harkat martabat seorang wanita tapi sayangnya kata kasar itu di sematkan oleh seorang wanita yang semula sangat di hargai dan di hormati oleh kasih, yaitu ibu kandung budi.

ironis memang seorang wanita paruh baya itu tega dengan lantang meluncurkan kata yang menghujam jantung setiap wanita manapun di dunia ini yang di cap seperti itu, padahal mereka sama sekali belum pernah bertatap muka.

disaat berat seperti ini kasih pun tidak punya pilihan selain hanya harus memaafkan dan tetap tersenyum, karena rasa sayng nya kepada budi bersifat menyembuhkan dan otaknya yang semula sudah termanipulasi pun memberi perintah untuk tetap maju dan melawan rasa sakit yang hampir-hampir selalu dia tumpahkan setiap matanya terbuka.

waktu berlalu...

sampai suatu hari saat kasih dan budi sedang menonton dvd di kamar budi tiba-tiba saja pintu kamar budi di buka dan di balik pintu itu ayah budi berada dan seketika itu pula ayah budi lagnsung menutup kembali dan lagi-lagi cacian menyakitkan itu terulang lagi.

memori menakutkan itu terus terbawa dan mengurung alam bawah sadar kasih sehingga kasih terus terluka dan melukai pikirannya sendiri, berat badannya menyusut, kelakuan nya kian hari kian kehilangan kontrol dari logika, tangisannya kadang membahana memenuhi seluruh pikirannya sampai malam ke 28 ramadhan 1431 H, malam itu pak ustad berbicara tentang penenun.
***

cerita dari Nabi Muhammad SAW: "jangan lah enggkau menjadi seorang penenun yang telah memintal seluruh benang menjadi kain yang indah selama masa hidupmu lalu menghancurkannya kembali menjadi sulur-sulur benang"

kasih tertegun mendengarnya dan meneteskan air mata, dan akhirnya ia menemukan sebuah kesadarannya kembali, rasa sakit yang ia alami selama memilih menjadi kekasih budi dan menerima budi apa adanya juga keluarganya yang memandang rendah dirinya adalah sebuah pilihan hidup yang salah dan ia pun telah salah untuk tetap memilih bersama budi karena ia tidak mempunyai harapan akan masa depan hubungannya dengan budi.

sebuah tamparan kenyataan yang sangat menyakitkan kini bergumul menjadi sebuah dilema yang lagi-lagi menghimpit nurani kasih. di sisi lain suara hati kasih menyakini dan berkata dia menyukai rasa sakit ini, sebuah konsekuansi yang nyata dan tak terelakan yang rasanya tak sebanding saat budi di sisinya, mengukir sebuah senyum yang membuat harinya dipenuhi rasa gegap gempita jatuh cinta, rasa dimana aliran darah cepat berputar sehingga otak dapat berpikir maksimal, perut serasa di sesesaki ribuan kupu-kupu yang benar-benar membuatnya merasa sensasi lain dalam kehidupannya, rasa tentram itu.

dan dalam malam 28 ramadhan rasa sedih, kesal dan nista terlebur menjadi satu, satu yang mencakup semua, hidup hanyalah sebuah proses perjalanan singkat yang rasanya sangat sayang kalo di lalui dengan orang yang tidak tepat, dan berkumpul dengan orang-orang yang tidak punya rasa kasih dalam dirinya sehingga dapat dengan mudah melukai perasaan orang lain. karena sesungguhnya akan lengkap suatu ibadah seorang anak adam manakala semua perkara atas sesama manusia telah bersih.

ssesuai dengan namanya kasih akan selalu menebar kasih nya walau kasihnya tak dianggap, atau di anggap nista atau apapun.

bersama atau tak lagi bersama Budi ini lah pelajaran di malam 28 ramadhan yang menggugah kasih si manipulator kecil yang mengganggap dirinya akan baik-baik saja walau kenyataan yang terlihat dirinya ada di ambang kehancuran yang menyesakkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar